Kembali
Kita memilih petang, skenario yang berpola pilin untuk mengitari taman. Seperti pola dadung. Atau memang kita adalah rantai DNA. Kau partisi kanan dan aku partisi kiri. Di antara kita ada benang pemersatu yang tidak pernah putus. Berulang periodik.
Lantas di jalan itu, kita memilih pantai untuk duduk. Bercerita tentang ombak yang pecah digaris pantai oleh bebatuan. Ketika hujan datang, kita berbicara tentang kilat dengan gemuruh yang seperti berlomba. Dan kilat selalu menang. Katamu, kilat memiliki kecepatan lebih.
Dan kau mengajakku pulang, ketika laut sudah tidak lagi biru. Ketika gelap langit turun ke bumi. Tetapi aku menunda sebab kita belum bercumbu. Kita belum menikah, katamu. Jika bercumbu, gerbang di atas kepala tertutup.
Melewati Jalan pilin. Menikmati petang yang hampir gulita. Pulang kembali. Kembali pulang menuju barat, arah rumah kita. Aku masih boleh masuk. Kau juga boleh masuk lagi.
Semarang, 2012
Komentar
selendang kuning tolong
selendang kuning tolong saya,,saya anggota jendela sastra ,saya lupa sandi, gmn cara mendapat kan kembali akun saya,,tolong tulis dijendela sastra keinginan ini,..atas bantuannya,,terima kasih...
ini msg goresan pada saya,sy harap admin dpt membantu beliau...
-goresan-
re: selendang kuning tolong
http://www.jendelasastra.com/user/password
(link tersebut sebenarnya ada di bawah kotak "Masuk"/"Buat Akun Baru" => "Permintaan kata sandi baru")
semoga membantu.
Tulis komentar baru