Carut marut tingkah polah birokrasi
Pasang surut laju gelombang resesi
Makin ribut sandiwara saling berebut kursi
Sekilas sempat kubaca di lembaran lusuh hilang taji yang kini dipenuhi iklan properti
Kalang kabut mencari sesuap nasi
Wajah cemberut atap sekolah ambruk tak tersentuh renovasi
Tulang dan kentut bayi kurang asi tanpa nutrisi mau mati
Sekilas kudengar dari penyiar seksi yang juga model majalah lelaki
Ada yang salah namun tak terkilah..
Kini kelimpungan mencari hilangnya nurani yang katanya ditelan ironi
Kutanya pada adik ku
yang mengunyah permen sampai keropos giginya
tak tahulah jawabnya
kutanya pada bapak ku
yang menghisap dalam kretek sampai remuk dadanya
Acuhlah dirinya
Apalagi ketika kucoba tanya mereka yang di atas
Yang suka menjilat sampai busuk mulutnya
Tak pernah ku di gubrisnya
Mengapa semua selaras bersenyawa dalam nyaman keadaan
Bergegas bersenang menyisir kearah kanan
Meskipun degupnya ada hembuskan keterpaksaan
Centang piasnya tetap saja tak terelakkan
Kenapa tak ada yang berani barang sedikit menengok ke kiri
Walaupun itu katanya terjal tak terperih
Mungkin saja kau disana temukan arti nurani dalam perigi
Berjalan di kiri bukan menyoal apriori kepada deru kekuasaan tanpa moral
Menjadi kiri adalah proses pengejawantahan sayu kemiskinan yang kian binal
Memilih kiri bukanlah pilihan praktis sematkan identitas perjuangan
Bukan pula menjejal kritis ocehan Freud atau teori Max yang kian pekakkan pikiran
Lebih dari sekedar tentang retorika dan dialektika agar tak mengendap di kepala
Membongkar lindap korporasi dan konspirasi yang kian gelap diatas harga
Karena Lajur kiri bukan absah terminologi
Karena melajur kiri tak akan pernah melacur diri
Jember...saat pagi tak sadar ditelikung ironi
Lajur Kiri
- 1925 dibaca
Komentar
ironi
ironi negri ini. saya suka tema yg di ambil :)
starlight
sama-sama mbak,sekedar onak
sama-sama mbak,sekedar onak yang mengendap dikepala agar tak menjadi amarah
Tulis komentar baru