ku antar kau hingga
persimpangan ini.
kini saatnya kita
berpisah jalan.
perpisahan ini akhir
perkariban kita
wafatnya mimpimimpi bersama
yang pernah sesaki
pembuluh darah jantung kita.
bertahun kita berjuang
menyatukan dua sisi.
namun selalu kandas
sebelum sempat bertunas.
perpisahan ini adalah sebaikbaik
pilihan demi penghidupan
yang lebih tentram.
berhatihati menempuh
perjalananmu, sobat.
jalanmu nampak
lurus tak berkelok.
namun di balik rimbun
pokok yang kau lalui,
ratusan pemanah
akan menghadang langkahmu.
pergilah ke kanan, sobat.
disana dewi kejayaan
menunggumu dengan
liang senggamanya.
setubuhi ia dengan
seluruh inderamu.
gauli ia dalam
rengkuhan kasihmu.
itulah jalan yang kau pilih.
usah pertanyakan lagi
nasibku yang memilih
berbelok kiri.
penuh kerikil dan paku
membuat kakiku terluka.
lelantun angin di setiap
pohon dan ranting.
bagaikan tangis lirih
turut berduka bagi
perpisahan ini.
biarkan alam bersedih
tapi kita tak perlu
ikut meratap.
kita lelakilelaki perkasa
membabat hutan larangan
dan membangun ladang di atasnya.
tak usah risau pada kesetiaan.
kita telah memilih
perempuanperempuan
tabah sebagai istri.
dari rahim mereka terlahir
bocahbocah petualang yang
bangga pada keberanian bapaknya.
sobat, kita telah memilih jalan ini
tanpa keluh dan kecewa.
pantang bagi kita
memungut ludah dan
menyesapnya kembali.
Bandar Lampung, 22 Nopember 1999
Komentar
Tulis komentar baru