Skip to Content

BICARA CINTA DI TEMPAT BERBEDA

Foto Asmuni

Kau tahu Dik? Kau masih suara hatiku. Indahmu masih menghiasi galeri-galeri kenangan dan imajiku. Merdumu masih terngiang-ngiang di gendang kalbuku. Deras dan tenangnya arus aliran waktu yang masih kerasan melintasi nafasku, masih hanyutkan dan tenggelamkanku dalam muara cita yang enggan mengering dalam kubangan jeda di antara kita yang masih kemarau. Tak ku pungkiri jiwa ini kerap kali merapuh, tertempa sunyi yang terasa sangat dalam, gelap dan dingin. Sunyi tanpamu. Yang dahagakanku akan cengkrama kita yang pernah subur dalam kebersamaan kita silam, yang kini kian hari kian tersaji indah dalam jamuan perhelatan kenanganku. Tak ku pungkiri pula, cita ini kerap jatuh sakit, terserang virus keputusasaan yang selalu perkasa saat bertandang. Terpanggang di bawah teriknya kerinduan yang kian memancar dengan terangnya.

 

Aku masih di sini Dik, seperti pintamu. Sungguh, tanpa kau pintapun aku akan setia. Menunggumu. Di sini. Di tempat dimana aku dipaksa terpaksa melepasmu. Tanpa peduli aku belum mampu menanggalkan duka cita yang terus menggerundal di tiap kisi waktu perpisahan kita. Ku harap kau masih ingat hari itu. Di sini. Semoga kau masih ingat semua sisi, semua sudut, semua bunga, semua sampah dan semua debu jalanan yang bercampur dengan asap kendaraan yang beraroma pengap, yang membisu melihat kita, serasa berkabung atas kebersamaan kita yang segera mati suri. Setiap kali aku berdiri di sini, aku masih bisa merasakan betul air mata yang membasahi palung hati kita. Air mata yang meleleh karena ketidak berdayaan. Ketidak berdayaan berontak pada hukum dunia yang menceraikan tubuh kita dalam jeda yang begitu panjang.

 

Kita sama-sama tahu, perpisahan ini tak berencana selamanya. Namun hati kita tak mau mengerti. Tak peduli. Walau ini adalah satu daya untuk menata esok yang sangat mungkin berantakan. Membangun dunia yang kan kita huni bersama. Sebuah langkah mendaki. Menapaki fase demi fase hidup kehidupan yang selalu mendaki. Kita tahu bahwa perpisahan ini demi bersatunya kita dalam ikatan yang sebenarnya. Dalam bahtera dan samudra yang sebenarnya. Dalam satu kendali dan arah larung yang sama. Namun tetap saja kita enggan menerimanya. Hati kita selalu berontak. Namun tak ada daya. Pemberontakanpun hanya berkobar dalam hati. Dan akhirnya kitapun tercerai juga.

 

Segera kan ku kirimkan gambarku di sini Dik. Agar kau tahu bagaimana cara dan keadaan berdiriku di sini. Agar kau tahu bahwa aku masih ingin menggenggam erat kesetiaan. Kesetiaan menjaga warna hati ini. Kesetiaan menantimu. Menanti hari yang kan membawamu pulang. Menyeka rindu yang setiap hari berkecamuk hebat di dada ini, yang terkadang mengobrak-abrik ketegaranku. Merayuku untuk merubah haluan. Menggapai dermaga baru. Dermaga terdekat. Namun cita ini begitu kuat. Begitu setia menjaga lukisan wajahmu yang memiliki goresan warna yang begitu tegas dan jelas di palung hati ini.

 

Aku ini rapuh Dik, kaupun tahu itu. Maka katakanlah kalau kau masih berwarna yang sama. Katakanlah kalau hatimu masih menyuarakan nama dan hal yang sama. Katakanlah kalau telunjukmu masih menunjuk arah yang sama. Katakanlah kalau asamu masih terbuhul di langit yang sama. Agar yakinku akanmu tetap kokoh berdiri dengan gagahnya. Agar aku tetap yakin kalau ini keputusan yang benar.

 

Perpisahan yang membilang tahun ini bukanlah hal yang mudah bagiku. Hidup dan kehidupan ini begitu cadas. Begitu rock n roll. Terlalu banyak aral berserakan di sepanjang jalan. Merintangi setiap ayunan langkah. Mencoba menggoyahkan setiap tekad. Tak terkecuali aku. Tak terkecualipun engkau. Tapi aku percaya padamu. Kau gadis perkasa. Perkasamu terlihat jelas di garis mukamu yang tegas. Walau air mata menganak sungai di pipimu, wajahmu tetap baja.

 

Dik, percepatlah waktu pulangmu. Tak perlu kau pikirkan buah tangan untukku, karena kembalimu adalah cendramata terindah yang sangat berharga bagiku. Aku rindu bermasyuk mesra denganmu. Aku rindu menggelar jamuan cengkrama kita yang selalu riang. Kembalilah…, kembalilah dengan senyum termanismu.

 

 

03:32, Minggu 15-11-2009

01:15, Sabtu 05-12-2009

 

Komentar

Foto jaquelyn dove

keren...sumpah KEREN

keren...sumpah KEREN BANGET...!!!!!
Mo request berapa jempol..??
Perpisahan itu trnyata tk mmbuatmu brpaling dri nya....tp mlh mmbuat mu makin mrindu 'n mncinta'y....
'cinta yg bgitu dalam'...:-)

i LIKE IT...

Foto jaquelyn dove

Ich...bagus tau. Mngingatkn

Ich...bagus tau. Mngingatkn aq pd ssorg yg tlah prgi,trnyata prpisahan tu mnyakitkan emg. Good luck..,truslah brkarya

Foto jaquelyn dove

Muantab...

berapapun jempol yang kupunya akan kuacungkan buatmu...maju terus As, berusahalah jadi Kahlil Gibrannya Indonesia...

Foto Asmuni

Makasih Mas Adi

Amin...

Foto jaquelyn dove

tegar

sungguh sangat indah sekali apabila keadaan telah memihak pada keinginan. tpi manusia hanya bisa berharap dan berusaha untuk mewujudkannya. itu kalimat yang indah menurut saya....

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler