terbengkalai,
kau mengambangkan gores-gores imaji,
kala menyerbu ongkokan,
kau menelantarkan rangakian di sepanjang tapakan,
biar jatuh kata-perkata,
"mungkin masa masih terasa",
pikirnya kala dulu,
nyatanya,
seaksar apun kau lupa,
bergegaspun akhirnya kau kembali,
mengulik tapak di waktu lampau,
sayang teramat sayang,
bahkan sekedar jejakpun ia raib,
terpungut ia-ia yang peduli,
tanpa menunggu waktu berhenti,...
Komentar
Tulis komentar baru