Skip to Content

# puisi #sastra

Roman Gelap

Tak rontok, bulu mata yang bengkok

Rayuannya elok, mengejek, perasaan berolok-olok

Demikian, hubungan kita terencam semakin belok

KAU

Kau tau

Lirikku saat itu

Mata berbicara

Menyampaikan

Tancap jelas padat

Mengerti

Aku ingin

Kau

 

Prakata Waktu

Aku adalah sebuah satuan yang terus berdetak tak kenal henti

Aku adalah lambang keegoisan yang tak mau bergerak mundur walau sedetik pun

Kelok Elok Takdir

Kelok Elok Takdir

 

Seperti Malam yang Terbakar Di Tengah Waktu

Seperti malam yang terbakar di tengah waktu

Bulan memadatkan cahaya di bibirmu

Menjadi api yang menanggalkan pakaian bintang-bintang

 

Way Ratai, Renungan Di Tangga Usiamu

1

Padi-padi bernyanyi di kulitmu,

Tangan pepohonan menari di hembusan nafasmu,

Dan suara siamang  menyerukan namaku

Senin Sore

Biru langit digulung cahaya lampu

Matahari rebah di punggung kota

Semilir angin jadi bahaya bagi pekerja

Malaikat berjaga di jalan raya

 

Senin Sore

Biru langit digulung cahaya lampu

Matahari rebah di punggung kota

Semilir angin jadi bahaya bagi pekerja

Malaikat berjaga di jalan raya

 

Kehilangan Diri

1

Telah kuresapi setiap bunga-bunga layu di dalam diri

Ranting-ranting terbakar di bola mata

Dan akar-akar keriput membesar di kepala

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler