Skip to Content

Cerpen

Cerpen: Jo

Namanya hanya Jo. Ia tak punya nama panjang. Tinggi 160 cm dan berambut cepak-ngehe.

Satu tahun yang lalu, pukul 02.00, Jo ditemukan sedang kayang di bawah lampu jalanan oleh seorang peremuan bermata sayu. Awalnya ia mengira Jo adalah malaikat yang sedang menyamar menjadi orang gila.

Para Pengingkar

 

             Days that are over, dreams that are done.

Though we seek life through, we shall surely find

             There is none of them clear to us now, not one.

JEMBATAN RANGKUI

 

 

Pangkalpinang, 1963.

 

Nasihat

Lelaki renta itu kembali terlihat melamun di teras rumah. Terduduk di kursi rotan yang seakan menjadi singgasana baginya. Cahaya lampu pelataran yang temaram menerpa mata kecoklatannya. Bibirnya bersenandung lagu yang mungkin hanya dia saja yang tahu.

“Kek? udah malam. Mending kakek di rumah aja. Disini dingin loh.” Dia adalah Joko, cucu Kakek yang berusia 19 tahun.

Percakapan bumi dan langit

 

Di suatu masa, Buana telah menyeru kepada langit, Wahai engkau yang dinamakan langit, Apakah kau tiada melihat Seluruh yang ada di atasku telah lama menggeliat, Mereka menjerit-jerit. Tanah yang ada di permukaan ku telah lama kerontang, seluruh Insan manusia pun mulai murung. Rumput beserta segenap makhluk rasakan kekeringan yang mengakibatkan sengsara tiada ujung.

GAMANG (gadis kecil pada bundanya)

Di pelataran sebuah gubuk dekat pantai, riang bermain kawanan anak-anak kecil menjelang senja.

Senja Kerinduan

Ketika akhirnya senjaku redup ditelan malam 

Ketika itulah, aku merasa kau hanya angan.

Semua tentangmu itu belaka.

Waktu sudah menipuku berjam-jam lamanya.

Gorengan Dunia Akhirat

 

Sehari setelah peresmian mushala menjadi masjid, secara aklamasi Abdul Muis terpilih sebagai ketua pengurus Masjid Nurul Iman malam itu. Semula, alumnus perguruan tinggi  Agama Islam di Palembang ini sekadar menjadi ketua panitia peresmian.

Kopi Hitam

Kopi ini untuk mengenang tentang kita.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler