Bulan sabit patah di puncak kesunyian malam
gamang hati menelusuri jalan penuh kelam
pelaut mabuk terjerembab di ujung malam
Ketika matahari berada pada titik puncaknya
terperanjatlah ia, melihat dunia seakan pasir membara
bangun dari tidur, tubuh sempoyongan berjalan luka
Jenuh bertarung melawan kegalauan hati
pelaut hilang keyakinan pada diri sendiri
dermaga bukan lagi tempat kepastian janji
Cinta semu, sekedar tempat persinggahan sementara
sebelum melangkah, menelusuri jalan penuh duka
menelusuri jalan sepi tak berujung, hampa cinta
Resah gelisah hati mencari cahaya di dalam kelam
pada malam segalanya terbit dan tenggelam
pada angin segala harapan terbenam
Melepas kepastian 'tuk meraih angan
namun hanya bertemu ketidak-pastian
petualang mabuk berjalan tanpa arah tujuan
Bulan sabit patah di trotoar kota kusam
layu melati desa sebelum direnggut musim
kemewahan hidup, padanya segala impian terbenam
Bertemu palung gelap dilorong waktu tak bercelah
entah ke arah mana engkau 'kan melangkah
bulan sabit patah dibibir sunyi, hanya pasrah
Bulan sabit patah, pelaut kehilangan harapan
korban cinta, korban keruhnya kehidupan
pada dermaga sunyi hatimu kau tambatkan!
Komentar
Tulis komentar baru