Seringkali kau datang dengan duka
Tanpa bertanya,tanpa kabar kau hadir menyayat-nyayat
Seringkali juga kau datang dengan senyum
Irama hati bertabu rindu
Petikan cinta di sela-sela lembaran malam
Mengiringi simponi nafas yg terengah-engah
Jantung berdebar-debar
Dan mata yg gemetar
memahami dirimu adalah
memahami angin berhembus
yang menelisik rumput dan dedaunan
disela-sela terik yang menghajar kulit
mengantarkan coklat jadi legam hitam
risau yang tajam
gelisah yang menikam
was-was yang menghujam
hati yang temaram
sepotong cahaya
engkau berikan padaku
saat fajar masih bersembunyi
di antara gumpalan embun
dan rerumputan yang basah
engkau memintaku
Jika nalar tak mampu menyerap
Jika lisan tak mampu mengurai
Jika hati tak mampu mencerna
biarkan puisi
kerinduan yang sia-sia...
sebab angin tetaplah angin...
dan air tetaplah air
ia akan berhembus kemana ia suka...
ia akan mengalir dan meresap kemana ia mau...
: bagi kekasih jiwaku
mahakam ini kawan,
ular yang menetas dari induk mata air
dan mengaliri dadaku hingga luber ke tepi
kun:
telah kulalui kelok sungaiMu dari hulu ke hilir
naik ketinting menyeruak pedalaman sejarah
sungguh takjub aku!
betapa agung segala kisah
Komentar Terbaru