Skip to Content

KOMPUTER HATI

Foto ombi

Ingin rasanya ku “delete” masa lalu
Yang pahit menyesakkan jiwa
Ku “enter” ke baris kehidupan selanjutnya
“New” ke halaman masa depan penuh cahaya
Kan ku “copy” cahaya baik dari sana
Dan ku “paste” dalam hatiku
‘Tuk di”print” menjadi setakan indah dari hatiku
Berharap dibukanya kunci pintu
Menuju kebahagiaan yang begitu hebatnya
Kan ku “exit” duri hitam yang merusak pikiranku
Ku “close” jendela hati penebar kesengsaraan
Tak mau ku “undo” lagi lembaran hidup yang gelap
Tapi kan ku “redo” kertas perilaku indah berwarna
Dan ku “refresh” komputer pikiranku
Dari virus-virus yang kan membunuh hati nuraniku


Mei 2009


-------------------------------


*) Fitria Vitamaya


Siswa SMAN 2 Tarogong Garut Kelas XI bahasa

Pilihan tampilan komentar

Pilih cara kesukaan Anda untuk menampilkan komentar dan klik "Simpan pengaturan" untuk mengaktifkan perubahan.
Foto Deden Abdul Aziz

Sihir Kata

Kekuatan sebuah puisi adalah soal 'pemulasaraan' kata yang berpadu sehingga menghasilkan metafor. Sengaja saya memilih istilah pemulasaraan untuk menyampaikan istilah pilihan kata dalam menulis puisi. Maksudnya, kata tak sekadar dipilih, tetapi dipilah dan dipadukan sehingga menghasilkan efek, baik pendalaman secara makna maupun bunyi secara irama.

Sapardi Djoko Damono (SDD) atau Acep Zamzam Noor (AZN) sangat apik dalam hal pemulasaraan kata sehingga setiap kata memiliki unsur bunyi serta efek yang menakjubkan sehingga menjadi semacam "sihir" bagi pembacanya. Coba lihat dan rasakan bagaimana SDD secara apik mengunakan kata-kata dalam puisi-puisi seperti 'Dalam Sakit' atau 'Metamorfosis'. Begitu pula AZN dalam puisi-puisi 'Dongeng dari Negeri Sembako' atau 'Menjadi Penyair Lagi'.

Biasanya sebuah kata dipilih untuk mendapatkan efek puitik (kekuatan utama sebuah puisi) sehingga efek tersebut menemukan metafor. SDD menulis: aku ingin mencintaimu dengan sederhana/dengan kata yang tak terucapkan/awan kepada hujan/yang menjadikannya awan. Efek yang dicapai dari paduan kata dari alam itu menautkan metafor pada kebersahajaan cinta, tapi begitu dalam pemaknaannya sehingga pembaca menemukan gambaran seperti apa cinta atau mencintai itu.

Membaca puisi karya Fitria Vitamaya, ada usaha memulasara kata-kata dengan mamadukan unsur kata dari dunia teknologi (komputer) dalam puisi berjudul 'Komputer Hati'. Sayangnya, pilihan kata-kata tersebut masih menjadi tempelan sehingga tidak membuat 'link' yang menghasilkan efek, baik secara makna maupun bunyi. Diksi seperti 'delete', 'enter', 'copy', atau 'paste' hanya menjadi sekadar pengganti diksi 'hapus', 'terus/lanjut', 'ambil', atau 'raih' tanpa menghasilkan metafor atau pemaknaan baru.

Hal utama yang harus diasah dalam menulis puisi adalah rasa. Meskipun begitu, ada kesempatan bagi Fitria untuk lebih mengasah kemampuannya dalam "ulin rasa" pada puisi-puisi berikutnya. Terima kasih.

Foto novan eko

koment

wah makasih buat yang koment
jadi sedikit lebih tau tentang puisi
buat Fitria ajib kreatip :)

Foto Deden Abdul Aziz

Sihir Kata

Kekuatan sebuah puisi adalah soal 'pemulasaraan' kata yang berpadu sehingga menghasilkan metafor. Sengaja saya memilih istilah pemulasaraan untuk menyampaikan istilah pilihan kata dalam menulis puisi. Maksudnya, kata tak sekadar dipilih, tetapi dipilah dan dipadukan sehingga menghasilkan efek, baik pendalaman secara makna maupun bunyi secara irama.

Sapardi Djoko Damono (SDD) atau Acep Zamzam Noor (AZN) sangat apik dalam hal pemulasaraan kata sehingga setiap kata memiliki unsur bunyi serta efek yang menakjubkan sehingga menjadi semacam "sihir" bagi pembacanya. Coba lihat dan rasakan bagaimana SDD secara apik mengunakan kata-kata dalam puisi-puisi seperti 'Dalam Sakit' atau 'Metamorfosis'. Begitu pula AZN dalam puisi-puisi 'Dongeng dari Negeri Sembako' atau 'Menjadi Penyair Lagi'.

Biasanya sebuah kata dipilih untuk mendapatkan efek puitik (kekuatan utama sebuah puisi) sehingga efek tersebut menemukan metafor. SDD menulis: aku ingin mencintaimu dengan sederhana/dengan kata yang tak terucapkan/awan kepada hujan/yang menjadikannya awan. Efek yang dicapai dari paduan kata dari alam itu menautkan metafor pada kebersahajaan cinta, tapi begitu dalam pemaknaannya sehingga pembaca menemukan gambaran seperti apa cinta atau mencintai itu.

Membaca puisi karya Fitria Vitamaya, ada usaha memulasara kata-kata dengan mamadukan unsur kata dari dunia teknologi (komputer) dalam puisi berjudul 'Komputer Hati'. Sayangnya, pilihan kata-kata tersebut masih menjadi tempelan sehingga tidak membuat 'link' yang menghasilkan efek, baik secara makna maupun bunyi. Diksi seperti 'delete', 'enter', 'copy', atau 'paste' hanya menjadi sekadar pengganti diksi 'hapus', 'terus/lanjut', 'ambil', atau 'raih' tanpa menghasilkan metafor atau pemaknaan baru.

Hal utama yang harus diasah dalam menulis puisi adalah rasa. Meskipun begitu, ada kesempatan bagi Fitria untuk lebih mengasah kemampuannya dalam "ulin rasa" pada puisi-puisi berikutnya. Terima kasih.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler