Skip to Content

POLIGAMI

Foto iffat Basheer

Sebagai lelaki yang menyukai keindahan tak ada salahnya aku berkisah tentang keindahan hidup ini. Bagiku, hidup menjadi lebih lengkap saat kita berdampingan dengan orang yang kita cintai. Pekerjaan mapan dengan kedudukan menjanjikan, rumah gedong nan megah dengan harta nan melimpah tak akan berarti apa – apa jika sekeliling kita seperti " neraka " karena romantisme cinta tak pernah ada.

" walah pak, itu hanya teori " kata salah satu pegawaiku suatu hari.
" loh, kamu ndak liat saya ?" kata saya sambil terkekeh. " Kuncinya? Nyata dan ndak neko – neko, Istri solehah ".

**

Nah ini Maemunah namanya, istri yang paling setia menemaniku. Jarang bicara, namun tatapan dan kesetiannya sudah cukup membungkamku. Dia yang tahu bagaimana perjuangan kami mulai dari nol. Saat kami membuka bisnis kecil – kecilan dan akhirnya kena tipu. Saat anak pertamaku meninggal karena aku tak dapatkan cukup uang untuk mengobati sakitnya. Ku akui semakin hari dia semakin tua, kerut marut bertebaran di wajah polosnya. namun aku tak bisa begitu saja meninggalkannya. Bagiku dia tetap istimewa. Setiap langkah perjalanan ini terangkum bersamanya. Mungkin ini yang dinamakan setia. Hahaha….aku memang lelaki setia. Terbukti aku tak pernah tega menyakiti hatinya.

" bapak dan mbak Mae mau dhahar apa? " suara kecil nan mendayu itu mengagetkanku.
" ini ada pepes udang dan gulai kambing. Rawon juga ada, ada sambel terasi kesukaan bapak lo ", tawarnya lagi. Dengan sigap hidangan itu sudah berpindah di piringku dan Maemunah. Baru setelah itu di piringnya dan piring anak – anakku.

Dan yang ini istri keduaku namanya Mutmainah. terampil sekali melayani aku dan Maimunah. Eh, jangan mengada –ngada. Aku tak pernah selingkuh. Aku kan sudah bilang aku ini tipe lelaki setia. Lha dia yang datang minta dikawinin. Alasannya ? karena dia sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama. Weleh, kaya di film kan? Istri pertamaku manggut –manggut saja. Mecoba menguji imanku mungkin. Hihi.. setengah mau setengah bingung akhirnya aku iyakan saja permintaannya, tapi sungguh aku hanya menurut saja dengan perkataan istri pertamaku. Katanya tidak baik membiarkan perawan mengejar – ngejar cinta pria beristri sepertiku. Dan takutnya lagi, lama – lama aku tergoda. Untuk menjaga kehormatan bersama apalah daya. Tapi jujur, aku mulai jatuh cinta dengan kepolosannya.

Cinta. Membuatku semakin muda. Padahal perawakanku juga tak bisa dibilang seperti perjaka di komplek ini. Aku pengusaha beranak banyak. Tapi kata orang aku perlente. Aku gak sombong lho. Tepatnya sedikit ganteng kali ya?

**

" Bapak nanti anak – anak jatahnya menginap di mana? " tanya Maemunah di Sabtu sore itu.
" di rumahnya Mariana " jawabku sambil membereskan keperluan perjalanan bisnisku. Hari ini aku harus terbang ke Pekanbaru, membuka cabang rumah makan Gudegku yang baru. Dan ini cabang yang keduapuluh.

" jangan lupa ya bunda, nanti bawa anak – anak Mutmainah. Minta pak Bowo saja yang jemput ke rumahnya. Kamu gak usah ikut langsung saja ke rumah Mariana, nanti kamu kelelahan. Besok giliranku menginap di sana kan? Nanti sekalian bawa bajuku ya", kataku lagi.
Seperti biasa hanya tersenyum dan mengangguk. Ah betapa solehah istriku ini.

**

Penasaran dengan Mariana? Dengan senang hati aku katakan dia istri ketigaku.
Cerita singkatnya berawal dari pertemuan tak disengaja di lorong pesawat terbang. Santun. Awalnya aku kira itu hanya strategi marketing maskapai untuk menarik pelanggan sebanyak – banyaknya.
Pramugari ini beda, cerdas sekali. Menurutku dia istri paling cerdas yang ku miliki. Empat bahasa asing dikuasainya. Wawasannya segudang bahkan aku tak bisa menyainginya dalam hal ini. Ini pertama kali aku jatuh cinta dengan perempuan sebagaimana lelaki normal lainnya. Maksudku dengan rela hati aku mencintainya. Baru sekali ini jiwa kelelakianku tertantang untuk mendapatkannya.
Berbeda dengan pernikahan pertamaku yang melewati perjodohan, ini nyata dan rasanya beda. Aku seperti anak muda yang kelimbungan karena panah cupid bersarang tepat di sasaran. Aku bingung, tak tenang. Rasa ingin tahuku akannya semakin membumbung tinggi. Maemunah di mataku menjadi Mariana, pelayanan Mutmainah malah tak sebanding dengan pelayanan Mariana di pesawat kala itu. Bahkan aku salah panggil anak ketigaku dengan nama Mariana. Bayangannya semakin berkelebat. Aku tak sanggup lagi menyembunyikannya di balik tatapan curiga kedua istriku. Dan malam jumat itu di ruang keluarga hanya kami bertiga:

" Bapak sedang jatuh cintakah?" Tanya istri keduaku. " kenapa tak bilang saya dan mbak Mae?" tanyanya lagi dengan mulut mencucut.
" kalo gini saya kan jadi banyak suudzonnya sama bapak ". celotehnya lagi
" bapak tahu gak sih saya dan mbak Mae cemburu ?" kali ini dengan badan menyingkir dariku. Sesekali aku melirik Maimunah mengira – ngira apa yang akan dikatakannya. " bapak ini kok gak ngrasaan sih? cemburu Pak. Panas hati ini". muka Mutmainah merah padam.
Aku tetap diam. Lha mau bilang apa coba. Ehem..aku berdehem beberapa kali untuk membasahi kerongkongan yang semakin kering.
" Apa salah kalau bapak jatuh cinta ?" kataku pelan.
Sontak Mutmainah menangis kencang. " sudah saya duga " katanya lagi. Kali ini dengan nada berang. " saya pulang saja ke rumah ibu, saya ndak kuat lihat cinta bapak dibagi – bagi ".
Hebatnya Maimunah diam saja. Seperti sedang berfikir keras. Kerutan wajahnya semakin nampak. Ah dia sudah begitu tua ternyata, batinku.
" bapak mau nikah lagi ? " pertanyaan itu meluncur tanpa tedeng aling – aling. Aku dan Mutmainah melongo.
" ndak apa – apa biar nanti saya dan Mutmainah yang mengusahakan", lanjutnya enteng sambil mengerlingkan mata pada Mutmainah. Sinyal perempuan kuat dan sulit ditebak.
Kali ini mereka berdua benar – benar mengusahakan pernikahanku dengan Mariana walaupun saat itu cemburu masih menguasai Mutmainah. Singkatnya lagi setelah pernikahanku yang ketiga dan mendapatkan dua anak dengan Mariana kehidupanku semakin harmonis.
**
Kali ini aku tak ingin neko – neko. Menghabiskan hari tua dengan kelima belas anakku, cucu dan ketiga istri. Hanya sesekali menengok usaha dan mengadakan kunjungan bergilir ke rumah para istri sesuai jatahnya. Aku tak ingin apa – apa lagi kecuali hisabku dipermudah malaikat agar aku cepat masuk surga nantinya.

**

3 tahun berlalu….
" Bapak pasti kelihatan ganteng pake setelan ini " kata Mariana.
" Ah, ndak ini saja ", kata Mutmainah istri keduaku sambil menyodorkan setelan berwarna kalem.
" sudah apa saja bisa, lagian kan ndak pake resepsi tho?" ujarku menengahi.
" walaupun begitu bapak harus kelihatan paling ganteng " rajuk Mariana.
Masih saja sama. Maimunah hanya tersenyum simpul mendengar celotehan dua madunya. " Mbak Mae kok diam saja ? ndak ikut senang tho? Kan mbak Mae sendiri yang mencetuskan ide ini " sahut Mariana.
" ya mbak, aku aja senang bukan main karena usaha kita berhasil " sambung Mutmainah terkekeh.
" dengar apa kata bapak saja, aku nurut " ujarnya cepat.
Cess..hatiku serasa diguyur bergalon – galon es. Sejuk sekali.
" Bapak, dan ibu – ibu rombongannya sudah datang " seru anak sulungku dengan Mutmainah.
" iya sebentar lagi selesai " sahut ibunya dari dalam kamar.
**

Aku lelaki lebih dari separo abad yang kutahbiskan umurku untuk cinta. Malam ini ditemani keremangan lilin dan aromateraphy di bilik kamarku yang berhias surai kain warna – warni dan bebungaan. Kulihat bidadari mungil hasil penculikan para permaisuriku. Umurnya mungkin belum ada setengah hidupku. Namun kata para permaisuriku dia lebih matang dari umurnya. Sedikit malu duduk menggeser posisi karena grogi. Parasnya semanis madu. Sama dengan namanya Manna adalah madu. Manna, madu cintaku. Ah, benarkah? Dia keempat yang kumiliki. Tuhan, kali ini aku tak ingin apa – apa lagi. Sungguh! Sekali lagi sinyal perempuan kuat dan sulit ditebak.

( selesai )

Komentar

Foto bangts

ws

wah...keburu selesai..
selingkuh asyik yah...

Foto iffat Basheer

wassalam

hahahhahaaa...
g jaman bang bangts selingkuh,,
mending kaya gitu, aman!
wkwkwk

Foto jay

..... Sekali lagi sinyal

..... Sekali lagi sinyal perempuan kuat dan sulit ditebak.

Foto ARZapata

hemmm...Iffat2, aku kok jadi

hemmm...Iffat2, aku kok jadi ingin....

Foto Antoni Farhan

Hai,.. Salam kenal ya...!

Cukup mengalir meskipun singkat

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler