Skip to Content

Bulan di Atas Pesantren

Foto Rina Kurniawati

Bulan di Atas Pesantren

 

Bulan di atas pesantren

Sore yang kering dengan bismillah ku tinggalkanmu anakku, sayang…

Beterbangan angin membawa butiran debu

Menutup kaos kaki ungu yang berlobang di ujung jempol

 

 

Cerita ungu itu

Cintamu

Inginmu

Kegembiraanmu

Ungu kesukaanmu, anakku

 

 

Kelak menoreh pilu di sudut rumah yang ungu itu

Dan…kini kerinduanku

Dering telepon membuyarkan si ungu yang berdebu

Di pesantren “baru tahu perpisahan hidup lebih sakit”

Bahkan tak mampu teriakkan sakit

 

Debu bersahabat, ungu, suara parau di seberang

Memahat air mata melayang hati mata jiwa mengerang

Emak mertua keriput menyerang

Pembelaan atas sepi yang merentang

Pembalasan alam kini padaku terpasang

 

Kini bukanlah saat berperang

Bulan di atas pesantren

Anakku, kepalsuan yang kau lihat agar kau kuat

Anakku, kenelangsaan yang tak kau lihat agar ku kuat

Berjalanlah pada tujuan akhirat

Mengabaikan kefanaan yang laknat yang menggelincirkan hasrat

 

Menuaku dosaku

Jangan jadi bebanmu

Berjagalah dengan akidahmu

Kebenaran ilmu

Betahlah dalam derai cita

Kuatkan jiwa dalam doa

 

Sungguhpun mata tertutup hati terbuka di malam buta

Sedihku bukan apa

Sementara

Fana akan berganti dengan senyum sumringah saat ku tatap mata indah

Di empat puluh hari

 

Biar hanya bulan yang tahu

Berbalut debu di kaos kaki ungu

Pada resah derai air mata yang hina

Menangisi jiwa yang ingin menuju jannah Illahirobbi

Hanya sebuah rindu yang membiru padamu, anakku

 

Bulan di atas pesantren…

Dengan bismillah ku tinggalkan anakku, sayang

Dengan bismillah ku langkahkan pulang

Bismillah…anakku sayang

 

Mambaululum,130719 

Lomba Puisi Nasional

Pemuda Pena Indonesia

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler