jutaan aksara telah kutetas
hijrahkan kerinduan di lelangit jauh
biar engkau tak mencium bau luka mengucur di pembuluh rindu ini
semakin tinggi mengendapkannya
aku disiksa rindu
pedih memerih di palung hati
perpisahan itu bukan apa yang disesal
bukan pula waktu dan jarak yang membentang ingin
atau impian berkata belum
hati terpisah dua benua
aku ingin mengikis raut wajahmu yang merekat di kelopak mata
membenam rindu di wajahwajah asing
menyetubuhi angan-angan tentangmu
aku telah berlari melesatkan kepedihan
dan menisankan 204 purnama di samudra aksara
menuliskan kisah kita di atas air
agar larut, pupus menjadi kabut
di bawa halimun menyemayamkannya
di lembah cinta; tak terjamah
aku tak ingin membuatmu menangis lagi
tidak sepenuhnya kenangan itu terkubur
kau ada di mimpimimpi
di setiap kata yang bernama rindu
menjadi simbol kenangan tentang cinta
biarlah langit cintaNya meneduhkan gelisah rindu
bila engkau menyaksi akan cinta ini
senyatanya, kau ada
di puisiku
(bogor, 14/09/12)
Komentar
Tulis komentar baru