;catatan di bulan september
ternyata pesanku kepadamu belum sampai
tanggalan hari meninggi sudah
daun-daun kering luruh di hempas kemarau
satu-satu jatuh di kelopak mata, menyerak kenang
tidakkah kau merasa getar resah di lelangit
mendung membatu, rindu mencumbui bumi
tanah-tanah rengkah di gugu angin diam
bergumul di bayangan semu megabiru
ketika puisi ini sampai di kotak kacamu
yang kukirim lewat senandung perindu
saat itu, mendung telah pecah berurai hujan
rumput-rumput menghijau kembali di halaman
embun pagi bergulir di dedaunan kering
aku menepis sunyi
menikmati senja
menanti rembulan penuh
malam ini tanpamu kekasih
kesunyian kian mencekam
kekasih, pulanglah ke rumah hati
di mana kita memandikan bulan di halaman
menata bintang-bintang di beranda
membaca puisi berdua
tanpamu, sepi memagut hari-hariku
menggulita renta di makan musim
di pengujung september tahun ini
kunanti bersama purnama
pulanglah!
(jakarta, september 1999)
Komentar
Tulis komentar baru