Skip to Content

Puisi Seorang Bocah yang Lugu dan Manis

Foto Joan Udu

 

PUISI SEORANG BOCAH YANG LUGU DAN MANIS, 1

 

Di sebuah pesta keluarga

seorang bocah yang lugu dan manis

membacakan puisi karangannya sendiri.

 

"Tuhan", katanya, "adalah telinga yang peka"

 

Ayah ibunya serius mendengar

sembari menunggu bagian berikutnya,

sementara tamu undangan yang hadir

tampak menyalakan tanda terkejut

di kening mereka.

 

"Ia selalu mendengarkan cericit perut orang lapar

dan kecipak cita-cita anak-anak terlantar"

 

Ayah ibunya tersentak

tamu undangan semakin uek-uek

tak menyangka ada anak kecil 

yang puitis kayak gitu.

 

"Di hadapan Tuhan," lanjut anak manis itu

sambil menyeka ingus di hidungnya,

"dua-duanya menjadi sajak doa yang merdu"

 

Ayah ibunya sumringah

sementara tamu undangan mendadak bisu,

tahu-tahu mereka keselak puisi

anak lugu dan manis itu. 

 

PUISI SEORANG BOCAH YANG LUGU DAN MANIS, 2

 

Ayah ibuku mencintaiku

dengan sepasang sayap yang apik:

sayap kanan untuk menampung

semua rintik rinduku

sayap kiri untuk mengusir

setiap gemericik risauku

 

Pokoknya seseru itulah

ayah ibu selalu mencintaiku

dengan wkwkwkwk...

 

SURAT KANGEN UNTUK AYAH

 

Senja belum lekang, masih pukul empat petang

akhirnya aku berhasil pulang, yah

sebelum kita benar-benar berpisah.

 

Lama bepergian, akhirnya aku mengerti

hidup ini cuma mampir ngombe

dan bahwa aku harus pulang pada waktunya.

 

Kini aku benar-benar pulang, yah

tolonglah, peluklah segala kerisauanku

agar aku semakin mengerti

cara menanti keselamatan

di ketabahanmu.

 

Ingin sekali aku tahu, yah

apakah kau masih mau memberi bahu kirimu

sehabis aku menampung semua kangen di bahu kananmu?

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler