Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

Apa yang ibu pikirkan Nak

 

Ibu selalu cerewet, pernahkah kau bilang seperti itu…..?

pernahkah kau cuek akan ibu…… ??

pernahkah kau tau apa yang ibu pikirkan ?

tidak …….

Teman-temanku dalam diamku

Aku berteman dengan matahari

yang membakar impian demi impian...

Aku berteman dengan sang cahaya

yang menyilaukan langkah dan tujuan...

PATRIOT KEBODOHAN

PATRIOT KEBODOHAN

 

Aku yang miskin dengan segudang ilmu

Tak pernah tahu dan ingin mengenal

Belajar baku demi segala hal

Kamu adalah bagian dari cita-cita

Kamu adalah bagian dari cita-cita

 

Kamu adalah orang yang memilki cita-cita

Perasaanmu sangat  tinggi untuk memilikinya

terbuang dalam waktu

aku yg dalam pengejaran waktu

terbuang

tersisihkan

ARCA

Coba berkata pada kaca

pantulkan aksara.

 

Wajah masih saja

kubawa.

 

Hanya saja

;semakin arca.

 

ADA

:bagi eds

yang selalu kusebutkan
tidak pada kata

yang tak mungkin kusebutkan
tanpa cinta


Makassar, 06062011 23:42

Ada Yang Ingin Kukatakan Padamu

Ada yang ingin kukatakan padamu
seperti yang dibisikkan angin sisa gerimis senja tadi
ketika dengan genit menjalari kisi-kisi jendela berembun

Betapa Sukarnya

aku terbungkam
mendengar sepenggal tawa
dan menyaksikan berjuta tangis terkubur
di bawah selangkangnya.

aku geram
menyaksikan hari esok

Punai Di Faruhumpenai

Di ujung ranting, jauh di pucuk pokok cemara
seekor punai coba bertahan dari tamparan angin
sembari menuai serunai makna swara semesta
siang itu, di kawasan taman Faruhumpenai.*)

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler