Skip to Content

air kendi

Foto ARZapata

Sengatan Sang Surya di tengah hari, menghantar dua gadis kehausan ke depan gubug Sastro Kaslan.

Salah satu gadis berusaha mengetuk pintu, namun setelah dicarinya daun pintu kesana kemari , tak juga di dapat. Ternyata pintu masuk itu hanya ditutup dengan kain warna biru lusuh. Akhirnya dua gadis itu setengah berteriak, "Permisi...permisi", setelah ditunggu tidak ada jawaban dari si empunya rumah Kedua gadis itu saling berpandangan lalu serempak mengulangi," Permisi...permisi". Terlihat di kejauhan seorang pemuda berusaha lari mendekat, sejurus kemudian  sampailah dia di belakang dua gadis, dan menyapa," Maaf, mbak-mbak mencari siapa?". Kedua gadis kaget dan balikkan badan . "ya..ya., eh bukan-bukan kami hanya ingin minta izin untuk minta air minum...", tutur salah satu gadis tersipu.

"oo ..begitu, silakan mbak-mbak minum sepuasnya, hanya air putih saja kok, itu ada di sana, di samping pagar, sengaja  itu disediakan untuk para pejalan kaki yang kehausan seperti mbak-mbak ini...", jawab pemuda datar.

"ee...bukan begitu maksudku..ee mas eh pak", kata salah satu gadis salah tingkah, melihat perawakan tegap tanpa baju, terasa ada daya magnet yang menyedot perhatian, "maksud kami, air kendi di di samping pagar itu tidak ada gelasnya, ee ..jadi kami susah untuk mengambil airnya..."

"??...tunggu sebentar biar saya ambilkan cangkir..", jawab sang pemuda seraya bergegas masuk gubug mengambilkan dua cangkir. "mungkin dua wanita itu orang kota, jadi tidak terbiasa minum langsung, berarti besok-besok akan akan selalu sediakan cangkir di atas kendi", gumam sang pemuda. Tak berapa lama pemuda itu telah mengambil dan membawanya ke luar.

"silakan mbak-mbak ini cangkirnya..."

"terimakasih ya mas eh pak...", jawab salah satu gadis masih kikuk.

Sepeminum air kendi, .......

"wuah segernya mas eh pak...,terima kasih....ee",

"nama saya sastro kaslan.., panggil saja sastro"

"bagaimana kalau kami panggil mas sastro saja, boleh kan?, ini temanku namanya Mei Hwa...aku Jelita..", salah satu gadis memperkenalkan diri dan temannya.

"maaf...mbak-mbak ini mau kemana, dan kelihatannya mbak-mbak ini bukan orang asli kampung ini ya?"

"betul sekali kami ini mahasiswi yang sedang KKN....., kami sedang mencari obyek lahan pertanian dan  peternakan seperti ayam, kambing, sapi, mmm dan kami lihat di sini komplet ada semua ya mas?"

"Memang ada semua tetapi jumlahnya sedikit..."

"Boleh kami ikut praktek kerja di sini mas?"

"bagaimana ya.., di sini sedikit mbak, kalau ingin lebih besar jumlahnya, mbak-mbak bisa ke lahan pak Kades..., lagian di sana modern mbak, ada pengolahan menggunakan mesin segala..."

"jadi tidak boleh nih praktek di sini...?"

"bukan-bukan ...bukan begitu maksud saya mbak, silakan saja praktek di sini asal mau seadanya.."

"sekali lagi terimakasih ya mas sastro, hei..mei kenapa dari tadi diam saja.."

"iya..iya, aku ngomong kamu potong terus..", padahal mei hwa terkesima dengan perawakan mas sastro yang begitu gagah meski tampil seadanya.

"jadi mulai kapan mbak-mbak akan mulai?"

"kapan mei?"

"mulai sekarang juga boleh"

"ah..kamu ngelantur, kita kan mesti mempersiapkan segala sesuatunya, atau begini kita bagi waktu...mulai hari ini sampai seminggu kamu, seminggu kemudian gantian saya, bagaimana?"

"bagus juga tuh..."

"bagaimana kalau ada pekerjaan yang waktunya bersamaan?", sela mas sastro

"betul juga ya?, bagaimana mas sastro saja deh yang mengatur apabila ada yang bareng-bareng kayak gitu.., bagaimana mei?"

" Setuju Ta"

(bersambung)

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler