Skip to Content

SAJAK PENGADUAN MARSINAH KEPADA PACARNYA

Foto Dindin S Yogapranata

Dalam kepekatan kuburku yang pengap

dan sia-sia

Aku mengadu kepadamu, lelakiku

Aku semakin terpencil dan kalah

di saat cinta dan dendamku merah tua bagai saga

 

Kau tahu,

kekayaanku adalah gairah hidupku, bara api

kemiskinan dengan kesaksian bahwa mati

bukanlah suatu keisengan mempermainkan hidup

Tapi semata mempertaruhkan hak. Sedang kebenaran

dan kedoliman itu tak dapat diukur dengan jarak

antara Kertosono dan Mojokerto

Atau jarak Surabaya - Sidoarjo

Melainkan dapat terukur dengan jarak dekat

Sebab dan akibat

 

Sudah berulang kali aku menjerit

Agar keningku dijamah tangan-tangan keadilan

Tapi matahari tetap tak menawarkan teduh

Bagi luka rohaniku yang semakin menganga

Di mulut srigala yang menyimpan seribu rahasia

 

Aku mengadu kepadamu lelakiku

Karena cintaku tak sebatas fisik

buruh pabrik dengan setetes upah minimum

Tapi cintaku padamu adalah kesemestaan

Rohani yang tumbuh

jadi lumut kesumat: sampai langit runtuh

                               mengguncang bumi

                                 aku masih cahaya dalam kegelapan waktu!

 

Tolong tulis pada buku harianmu, cintaku

Bahwa aku mengembara. Aku masih mengembara

dari pohon ke pohon keadilan

yang masih tetap batu. Masih tetap buta

 

1998

Komentar

Foto ombi

Saluut

Salut Bung Dindin, selamat datang
Salam,

Foto Mardiana Kappara

Puisi Yang Menarik

Walaupun saya kurang begitu mahir membuat puisi. Saya suka membaca Puisi yang dibuat Mas Dindin

Foto R'ainy Yusuf

TERHARU

selalu terharu membaca puisi tentang tragedi kemanusiaan

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler