Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
"Siapa juga malam-malam begini mengetuk pintu!" pikirku sambil melangkah depan. Aku ragu untuk membuka pintu, karena hanya aku sendiri di dalam rumah. Seluruh penghuni kamar kost pergi bermalam minggu. Aku sendiri di rumah. Ibu kost juga pergi dengan keluarganya.
Komentar Terbaru