Skip to Content

"Di Bawah Lindungan Ka’bah" Film Berbiaya 25M Targetkan 7 Juta Penonton

Foto Hikmat
files/user/4/di-bawah-lindungan-kabah-1.jpg
Di Bawah Lindungan Ka’bah (MD Entertainment )

MENGISI libur Lebaran, MD Entertainment menyuguhkan film religi fenomenal dan legendaris, ‘Di Bawah Lindungan Ka’bah’. Film yang diangkat dari novel terkenal karya Buya Hamka ini, pernah diproduksi tahun 1981, dengan sutradara Asrul Sani, diperankan oleh Cok Simbara dan Camelia Malik. Dan sukses dalam penayangannya di seluruh bioskop di Indonesia.

Untuk mengulang sukses tersebut, Manoj Punjabi produser MD Entertainment rela mengeluarkan dana sebesar Rp25 miliar, serta persiapan syuting selama 2 tahun. Maka tak berlebihan pula jika Manoj mentargetkan 7 juta penonton.

Demi meraih ambisi itu, film ini melibatkan orang-orang yang andal dalam bidangnya. Hanny R Saputra, sutradara spesialis drama romantis menguras air mata; didapuk menggarap film tetsebut. Dan Titien Wattimena berduet dengan Armantono menulis skenarionya.

Keseriusan penggarapan film ini juga diperlihatkan dengan penggunaan teknologi animasi CGI untuk keperluan gambar yang baik. Sementara untuk penataan kostum agar sesuai dengan masyarakat Minang saat itu, ditangani oleh desainer ternama Samuel Wattimena.

Lokasi syuting di daerah Gonjong Seribu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Set sebuah mesjid dibangun di pinggir sungai, dilengkapi kincir air yang cukup besar.

Mengambil latar tahun 1920, film ‘Di Bawah Lindungan Ka’bah’ tampil memanjakan mata dengan suasana perkampungan dan budaya Minang yang sangat kental. Maka, penonton dibawa ke alam tahun 1920-an.

 

Kesetiaan Cinta

Hamid (Herjunot Ali) adalah pemuda dari keluarga miskin yang beruntung. Lahir dari keluarga tidak mampu dan hanya dibesarkan oleh seorang ibu, Hamid akhirnya bisa menyelesaikan pendidikannya di perguruan Thawalib, sebuah insitusi pendidikan agama Islam yang terkenal di era 20′an. Sebuah pencapaian yang sangat didambakan setiap pemuda asal Padang kala itu.

Keberhasilan Hamid tidak lepas dari jasa baik Haji Ja’far (Didi Petet) yang membiayai seluruh kebutuhan Hamid. Ibu kandung Hamid (Jenny Rachman) yang telah mengabdi sekian lama pada keluarga Haji Ja’far tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya, karena anak satu-satunya berhasil menyelesaikan pendidikan di Thawalib.

Drama dimulai saat anak sulung Haji Ja’far Zainab (Laudya Cintya Bella) jatuh hati terhadap Hamid, perasaan yang sama pun sebenarnya dirasakan oleh Hamid. Namun karena perbedaan kasta dan dibayangi utang budi, Ibu Hamid melarang anaknya untuk berharap memiliki Zainab.
Apalagi Zainab dijodohkan dengan Arifin (Ajun Perwira), putra Pak Rustam (Leroy Osmani), kerabat jauh Haji Ja’far yang dianggap lebih setara status sosialnya.

Hamid dan Zainab yang saling jatuh cinta, berbagi impian yang sama, yaitu tiap manusia bebas untuk mencintai dan dicintai, dan impian untuk menunaikan ibadah haji.

Hamid pun melakukan segalanya demi Zainab. Demi mewujudkan cinta mereka. Melewati berbagai halangan yang ingin memisahkan mereka, mencoba membuka satu persatu belenggu yang mengatasnamakan adat.

Bahkan ketika keinginannya untuk meminang Zainab pupus, keinginannya untuk mewujudkan impiannya dan impian Zainab pergi ke Ka’bah tetap diperjuangkannya. Ya, Hamid berjuang pergi ke Mekah demi Zainab. Dan Zainab berjuang mempertahankan cintanya demi Hamid. (Anggara/b/Pos Kota)


Sumber: PosKota.co.id, Jumat, 19 Agustus 2011 14:10 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler