Skip to Content

"Saresehan Basa Cerbon", Menuju Bahasa Masa Depan

Foto Hikmat

Sebagai upaya revitalisasi bahasa dan sastra Cirebon dalam hubungannya dengan berbagai hal menyangkut eksistensi kehidupan, akan digelar "Saresehan Basa Cerbon" selama dua hari di Hotel Prima, Cirebon, Senin-Selasa (3-4/12/12).

Acara tersebut diadakan atas kerjasama Lembaga Basa lan Sastra Cerbon (LBSC) dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Provinsi Jawa Barat.

Menurut Ketua LBSC, Nurdin M. Noer, saresehan membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan bahasa Cirebon.“Terutama sekali bagaimana membicarakan bahasa Cirebon di masa depan. Salah satu alternatif untuk pengembangannya adalah mendorong perguruan tinggi untuk membuka jurusan Bahasa Cirebon,” katanya, Minggu (2/12/12).

Diungkapkan, hal itu merupakan upaya agar bahasa Cirebon dipelajari secara akademis. Karena, sudah saatnya dilakukan perguruan tinggi, terutama yang ada di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu. Bukankah jurusan bahasa atau sastra Sunda sudah lama dan banyak di Bandung atau kota lain. Jurusan bahasa atau sastra Jawa juga banyak di DIY, Jateng, Jatim, bahkan di Universitas Indonesia (UI).

Hal lain yang perlu didorong LBSC, lanjut dia, adalah perlunya semacam pelatihan bahasa, sastra, aksara, dan seni Cirebon secara berturut-turut bagi Guru SD/MI, Guru Mata Pelajaran Bahasa Cirebon dan kesenian SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Pihaknya mengusulkan kepada pemerintah untuk mengadakan kegiatan itu selama enam bulan berturut-turut secara gratis.

“Ini merupakan upaya mengembangkan bahasa Cirebon, yang selama ini hanya dilakukan keluarga dan masyarakat. Bahasa Cirebon harus menjadi bahasa modern, dan itu harus dipelajari secara akademis. Meski demikian dalam saresehan ini juga dibicarakan hal-hal lain, seperti naskah kuna, bahasa Cirebon di Pesantren, di sekolah dan masyarakat, juga kebijakan pemerintah,” ungkapnya.

Sementara itu, Disparbud Jabar mendukung penuh acara tersebut. Apalagi, saresehan juga sebagai persiapan Kongres Basa Cerbon di tahun depan. Menurut Kabid Kebudayaan, Dra. Wiana Sundari, Disparbud memberikan dukungan dan motivasi dalam upaya pengembangan bahasa Cirebon. Hal itu sejalan dengan amanat Perda Jabar No 5 Tahun 2003 tentang pemeliharaan bahasa daerah di Jawa Barat.

“Di Jawa Barat ini ada tiga bahasa daerah, yakni bahasa Sunda, bahasa Cirebon, dan bahasa Melayu-Betawi. Ketiga bahasa daerah itu selama ini diberi dukungan pengembangannya melalui berbagai kegiatan. Saresehan ini salah satunya,” katanya, menjelsakan.

Ketua Panitia, Supali Kasim menyebutkan, saresehan diikuti 80 peserta. Mereka berasal dari beberapa unsur seperti guru, dosen, ustad, seniman, budayawan, jurnalis, legislatif, eksekutif, dan penggiat bahasa Cirebon. Asal daerah peserta bukan hanya dari Kota Cirebon, Kab. Cirebon, dan Kab. Indramayu semata. Peserta dari daerah lain yang merupakan wilayah budaya dan bahasa Cirebon juga diundang, seperti dari wilayah utara Kab. Majalengka, Kab. Subang, dan Kab. Karawang.

Beberapa pembicara dihadirkan, yakni sebanyak enam penyaji makalah. Mereka adalah Kadisparbud Jabar, Nunung Sobari (Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan di Jabar), Wartawan Senior dan Ketua LBSC, Nurdin M. Noer (Koran Basa Cerbon), Kadisdik Jabar, H. Wahyudin Zarkasih (Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah di Jawa Barat), Guru Besar Unswagati Cirebon, Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Pd. (Perguruan Tinggi dan Bahasa Cirebon), Dalang wayang dan budayawan, H. Mansyur (Seni dan Sastra Cerbon dalam Kesenian Daerah), Penyair dan budayawan, Ahmad Syubbanuddin Alwy (Mujaer Mundur, Buruh Tandur, Jemeder Gludug Postmodernisme), Mursyid Keraton Keprabon, Elang Muhammad Hilman (Bahasa Cirebon dan Pesantren), Filolog lulusan Unpad, Drs. Raffan S. Hasyim, M.Hum (Naskah Kuna Cirebon).

Di sisi lain, menurut Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar, Dra. Wiana W, dalam acara pembukaan akan ada peluncuran buku bahasa Melayu-Betawi. Hal itu merupakan agenda Disparbud Jabar. Sedangkan buku tentang Cirebon sudah diluncurkan beberapa bulan lalu di Hotel Savoy Homan, Bandung. Buku tersebut adalah tentang Sejarah Cirebon (Prof. Dr. A. Sobana Hardjasomantri, dkk.) dan Puisi-puisi berbahasa Cirebon (A.S. Alwy, dkk).


Sumber: pikiran-rakyat.com, Minggu, 2 Desember 2012 16:47

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler